Rabu, 21 November 2012

Apa salahnya?



Apa salahnya dengan sebuah kesendirian? Menyudutkan diri. Menyingkir dari keramaian. Membuat ruang untuk diri. Aku membawa tubuhku yang entah melangkah atau bahkan menetap sejenak.

Aku lelah. Semua topeng yang terpasang, mengisyaratkan luka. Dindingnya retak, menyuarakan yang telah terjadi. Aku terdiam menatap tiap ekspresi yang terpancar.



*

Senja kini temani. Sejenak dalam remang cahaya, mengantar matahari ke peraduan, mendekati malam. Dan kesendirian.
Tak mengertikah? Kesendirian juga menjadi hal yang urgent dalam beberapa waktu. Kala ku sudah merasa.

Memberi ruang, memberi kesempatan, memberi batasan. Lihat beberapa orang yang berada di jalan, kalan hujan. Seolah menikmati kesendirian mereka yang di temani air yang jatuh karena langit rupanya sedang bersedih.
Mereka menikmati nikmatnya kesendirian yang terasa di tengah himpitan, untuk menunggu hujan. Acuh sekali memang, tak peduli dengan perasaan. Hanya hujan yang di pedulikan.


*
Jejak malam terlalu pekat.
Ku tenggelam dalam keadaan.
Menikmati diri yang muram

Open Panel

anda pembaca ke