Senin, 07 April 2014

Bahagia itu sederhana

Wanita ini selalu berhasil membuat saya terperanga membuat kelopak mata saya tak berhenti menatap nya.
Pada hari itu saya tak pernah menyangka dan menduga. Saya menganggap bahwa hari kelahiran saya bukan hal terlalu istimewa dan di rayakan terlalu berlebihan.
Hanya menganggap bahwa perlu renungan dalam diri saya yang tepat sudah 20 tahun melakoni peran sebagai manusia di bumi. Sebagai anak dan kakak dari keluarga kecil saya di rumah. Sebagai teman dan sahabat.  Sebagai kekasih dari seorang wanita yang tak hentinya membuat saya terperangah.

Dan tepat pula 11 bulan kisah kita berjalan. Mulus yang tampak di mata mereka. Mereka tak tau apa yang sebenarnya terjadi sayang. Mereka juga kadang seenak lidah mereka menghujat. Sungguh mereka tak tau gejolak kita dan Sungguh betapa mereka tak tau kuatnya kita. Buktikan perlahan bahwa mereka tak perlu ikut campur terlalu dalam jika hanya dan selalu memberi tatapan sinis dan percaya.

***

Dan di senja itu kau datang.  Membawa senyum sumringah khas dirimu. Kau turun perlahan dan membiarkan aku terpaku untuk sejenak meyakinkandiri. Itukah dirimu? Yang berjalan perlahan menuruni tangga dengan membawa sekeranjang cinta di tangan. Lagi-lagi kau membuat ku terperangah.  Kau piawai bermain sandiwara sayang, berhasil meyakinkan diriku, bahwa aku akan melewati hari ini dengan kesunyian yang sudah biasa ku terima setiap tahunnya.

***

Wahai wanitaku. Sungguh anugerah telah ku terima di depan mataku.melihat binar yg selalu bisa menenangkan. Banyak hal yang kita rangkai bersama, kita rancang bersama.  Dan semua baru akan di mulai. Kau anugerah yang sungguh tak mampu ku tolak. Akan ada banyak cerita menanti kita di depan sana. Ada banyak angan yang menunggu untuk kita capai bersama.

***

Terima kasih untuk segalanya
Terima kasih pula untuk hal yang spesial di beberapa hari lalu. 
Kebahagiaan itu sungguh sederhana.  Iya sederhana.
Sesederhana saat kita bincang santai di tepi kolam atau sekedar berbagi teh hangat saat hujan menghajar kita di 18 april 2013 lalu.

Dan sungguh aku ingin mencintaimu dengan sederhana.  Sesederhana hujan menuju senja.









Febri arif
Jakarta, 31-03-2014

Open Panel

anda pembaca ke