Senin, 19 Oktober 2015

Jawaban


Ini seperti sebuah pencarian yang akan terdengar sia-sia dan tak menghasilkan apa-apa. 
Beberapa hari,minggu, bahkan beberapa bulan belakangan ini aku seperti sedang melakukan perjalanan guna mencari sesuatu. 
Sesuatu yang tak berbentuk solid atau nyata. 
Sesuatu yang mungkin bisa menenangkan sesuatu yang berputar di kepalaku, seperti sebuah pertanyaan yang terus memburu
Pertanyaan yang tak pasti, pertanyaannya pun juga tak jelas apakah semacam kalimat pertanyaan atau hanya bentuk kalimat biasa. 

Tapi jika itu pertanyaan biasa tak mungkin aku merasa harus menemukan dan mencari. 
Ya. Mungkin yang kucari adalah sebuah jawaban. 
Sebuah jawaban untuk berbagai kalimat yang terus muncul. 
Meski sempat hilang, tapi frekuensinya tetap tak menurun, terus meningkat. 
Lalu pertanyaan macam apa yang kira-kira harus kucari, jika bentuk pertanyaannya saja aku tak tau pasti. 
Jawaban yang konkrit kah seperti 1+1=2? Atau pertanyaan yang deskriptif? Informatif? Atau.

Aku, sekilas ragu apakah akan ada jawabannya.

Apa yang membuatmu hidup?

"Hal apa yang membuatmu merasa hidup?"

Pertanyaan itu muncul tiba-tiba. Pertanyaan dengan susunan 6 kata yang di padu menjadi kalimat tanya. Seperti pertanyaan yang sederhana tapi nampak sulit ku jawab saat ini. Sebuah pertanyaan yang kurasa akan spontan ku jawab dengan tegas dan bangga. Seperti sedang ingin menularkan beberapa energi positif kepada yang menanyakan pertanyaan itu kepadaku.

Ini lain hal. Pertanyaan ini justru akulah yang mengajukannya, kepada diriku sendiri. Sejenak aku berpikir diriku yang lain lah yang telah mengajukan pertanyaan ini. diriku yang lain yang berada di dalam diriku.

Alter ego. Sepintas aku mengiyakan aku mulai memiliki alter ego. Tapi kurasa tidak. terlalu ekstrem jika ku iyakan bahkan jika sampai itu benar terjadi. I'm still normal, like the other people. Masih mampu berkomunikasi dengan lingkungan sosial, menjalani kehidupan sosial. Meskipun sesekali aku membuat persona, atau bahkan lebih sering mungkin kurasa. Dan tentu saja tidak. Kurasa aku hanya sedang berkhayal hal yang ekstrim. Seperti yang baru saja ku katakan. Aku masih mampu untuk pergi kemanapun yang aku mau, melakukan apapun seseuai kehendak hatiku, bergaul dan mengujungi beberapa teman, dan ya mungkinkah hal-hal itu yang membuatku "merasa hidup" entahlah. Biar ku cari jawabannya.

Lalu bagaimana dengan kalian? apa sudah merasa benar-benar hidup?

28/09/2015
HITAKBERAM

Sabtu, 03 Oktober 2015

PERTEMPURAN


Persona, id, ego, superego; 
sebuah pertempuran yang  tak kan pernah berujung atau berakhir bagaimana kelak. 
Pertempuran yang memang kasat mata namun memiliki gejolak yang dahsyat, bahkan tak dapat di remehkan. 
Frekuensinya tak dapat di tebak, dinamika tak beratur dan sulit di atur. 
Hanya alur bergelombang. 
Kadang riak kadang ombak. 
Lalu tenggelam lah semua seketika jika memuncak sudah pertempuran itu, dahsyat. Ikut bertemput atau nikmati saja lalu lihat siapa yang kalau atau mengalah. 
Sampai akhirnya kau sadari tinggalah gelap sebagai teman yang setia di sisa akhir pertempuran. 
Termangu, bisu.

Lalu persona. 
kali ini pilihanmu untuk menampilkan bentuk rupa macam apa. 
Karena manusia suka rupa yang senang dan sesuai dengan mereka. 
Persona menjadi bentuk tameng seketika. 
Di tahanlah semua gejolak pertempuran agar tak meledak seketika. 
Yang kau tahu itu sangatlah berbahaya. 
Dan pergilah lagi kau ke dalam ruang itu. 
Menyaksikan kembali puing sisa pertempuran dengan aura yang masih mampat. 
"Ini belum berakhir" ya, hanya sementara. 
Frekuensinya sedang menurun. 
Tidak. 
Bahkan hanya rehat sejenak. 
Dan benar saja kemudian mereka bertempur lagi. 
Kau semakin hanyut sembari berkata "kapan mereka akan mengakhiri pertempuran ini";
id,ego,superego.

kau lupa realitas, lupa bentuk fana. Terjebak dunia mampat. 
Unconsiusness.

Kamis, 17 September 2015

Aksara; mati seketika

Aksara.
Mati seketika.
Di kukung sunyi
Di kurung sepi.

Bahkan enggan tergugah meski harus berkata. 
Yang keluar hanya bentuk persona di bungkus prosa.

Aksaraku mati seketika.
Sunyi tak menyerang. 
Hanya datang dan ku tinggalkan dengannya.


Aksaraku mati seketika. Entah.
Tak buram atau suram.
Meski persona yang di tampilkan.
Dan prosa mengindahkannya.

Tak juga mati dalam arti sebenarnya.
Suri. 
Kurasa.


Dan sendu tetiba melagu,
Melantun, melagu, tanpa terburu.
Senyap nan menghimpit tanpa ku tahu.

Dan aksaraku (sedang) mati.
Seketika.

Rabu, 16 September 2015

Aku pulang

Aku pulang
Entah kapan tak bersua dengan suasana macam ini. 
Merasakan gejolak gelisah dalam atmosfer. Mereka yang mencari kegelisahan, lalu menerjemahkannya bahkan menciptanya dalam bentuk.


Aku pulang.
Entah serasa begitu lama ku tinggalkan. Namun tak berdebu dan tetap sama seperti dulu.
Menerima dengan tangan penuh, peluk hangat dan tak lupa senyum rindu.


Aku pulang.
----------------------
21:30
16-Sep-2015
Indraja (GRJB)

Open Panel

anda pembaca ke