Kini ku menaruh hati padamu (lagi)
Lalu siapa yang kan di persalahkan?
Memori mu masih begitu (kuat) melekat di benak.
Sudah ku coba tuk lupakan, hapuskan, namun gagal (lagi).
Memori mu masih begitu (kuat) melekat di benak.
Sudah ku coba tuk lupakan, hapuskan, namun gagal (lagi).
Kamu seperti sihir kelekatan bayang. Fisik mu memang tak
tampak, raut wajahmu pun seolah semu.
Tapi bayangmu menyihir alam bawah sadar ku.
***
Lalu salahkah aku?
Menikmati senja, dengan kedamaian. Bukan matahari dengan
ceria
Tetap menanti sang bulan, di balik bayang malam
***
Kau begitu asik dengan masa lalu. Bermain-main dengan imaji
dan bayang dirinya (lagi)
Kau (sengaja) menenggelamkan diri saat bermain dengan imaji
mu, matahari mu, atau sinar nya.
***
Ah, kau pun tetap tak peduli.
Penghubung ku hanya doa dan harapan. Menatap bulan yang kini
remang sinarnya.
***
Di sisa rasa
Pertahankan asa yang entah kapan padam.
Atau ku kan mati perlahan.
Membawa rasa yang terabaikan
***
Ah, ku benci cahaya...
0 komentar:
Posting Komentar